Asman.ac.id – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti ketidakjelasan PT Pertamina dalam pembangunan kilang baru, yang dianggap vital untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak (BBM). Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI pada Selasa (30/9), Purbaya menyampaikan bahwa konsumsi BBM bersubsidi terus meningkat, dari 10.284,4 ribu kiloliter (KL) pada 2024 menjadi 10.639,8 ribu KL pada 2025, atau tumbuh sekitar 3,5%.
Sebagian besar pasokan BBM, terutama jenis solar dan diesel, masih tergantung pada impor, yang berkontribusi terhadap meningkatnya beban subsidi energi. Data Global Trade Tax (GTT) menunjukkan bahwa Indonesia mengimpor 475.000 barel bensin per hari pada Desember 2024, meningkat 29% dari bulan sebelumnya.
Purbaya mengungkapkan keprihatinannya terkait janji Pertamina untuk membangun tujuh kilang dalam lima tahun yang telah berlalu, namun realisasi tersebut belum tampak. Ia menyatakan, “Sudah puluhan tahun kita bergantung pada impor BBM; kebutuhan terus meningkat tanpa adanya pembangunan kilang baru.”
Dia juga menekankan pentingnya keterlibatan DPR dalam mengawasi Pertamina, mengingat jika proyek kilang tidak segera dijalankan, pemerintah mungkin perlu mengambil langkah tegas, termasuk pemotongan anggaran. Purbaya menambahkan, “Jangan sampai saya hanya jadi juru bayar subsidi. Saya juga punya kewenangan mengawasi.”
Dengan meningkatnya konsumsi BBM bersubsidi dan minimnya pembangunan kilang, situasi ini menuntut perhatian serius agar ketergantungan pada impor dapat diminimalkan di masa mendatang.