Model Murah Tesla Diprediksi Gagal di Pasar dan Penyebabnya

[original_title]

Asman.ac.id – Peluncuran varian “terjangkau” dari Tesla Model 3 dan Model Y pada 7 Oktober 2025, yang ditujukan untuk menjangkau pasar massal, justru menuai skeptisisme dari analis dan investor. Dalam pandangan banyak pihak, langkah ini berisiko meniru kegagalan seperti yang dialami Cybertruck RWD sebelumnya.

Strategi ini dinilai memiliki sejumlah kelemahan, mulai dari harga yang masih tergolong tinggi, pemangkasan fitur yang signifikan, hingga skema pembiayaan yang dianggap tidak menguntungkan.Dengan Model 3 Standar yang dihargai sekitar USD36.990 (sekitar Rp592 juta) dan Model Y Standar seharga USD39.990 (sekitar Rp640 juta), harga tersebut jauh di atas harapan pasar dan janji Elon Musk untuk menyediakan kendaraan listrik di kisaran USD25.000 (sekitar Rp400 juta). Ironisnya, meski biaya sel baterai jenis Li-ion telah turun drastis dalam beberapa tahun terakhir, Tesla masih kesulitan untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif.

Di sisi lain, para pesaing telah mengungguli Tesla dalam segmen mobil listrik terjangkau. Misalnya, Chevrolet Equinox EV dipatok mulai USD32.995 (sekitar Rp528 juta), sementara Hyundai Ioniq 5 model 2026 ditawarkan mulai USD35.000 (sekitar Rp560 juta). Hal ini membuat posisi harga Tesla tampak tidak menguntungkan.

Di samping itu, untuk mencapai harga tersebut, Tesla melakukan pemangkasan fitur yang dianggap merusak “Tesla Experience.” Salah satu perubahan paling signifikan adalah penghapusan paking karet yang membuat frunk, atau bagasi depan, menjadi tidak kedap air. Kompromi ini menuai kritik, mengingat nilai dan pengalaman yang diharapkan oleh konsumen dari brand Tesla.

Dengan berbagai tantangan tersebut, kedua model ini berisiko tak dapat bersaing dengan baik di pasar yang semakin kompetitif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *