Asman.ac.id – Beredar anggapan di masyarakat bahwa luka dapat disembuhkan dengan menggunakan air liur atau oli. Namun, menurut Apt. Dr. Lusy Noviani, MM, apoteker yang berasal dari Universitas Gadjah Mada, penggunaan kedua bahan tersebut dalam perawatan luka tidak direkomendasikan.
Dalam konferensi pers pada 16 Oktober, Lusy menjelaskan bahwa meskipun beberapa orang beranggapan bahwa luka kecil dapat sembuh dengan sendirinya, prinsip penanganan luka seharusnya tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga pada pencegahan komplikasi yang dapat terjadi. Ia mengingatkan bahwa kepercayaan tentang manfaat air liur dan oli sebagai obat luka adalah mitos yang berbahaya.
Lusy menekankan bahwa air liur, yang sering dianggap memiliki kemampuan untuk mempercepat penyembuhan, sebenarnya dapat meningkatkan risiko infeksi. Hal ini disebabkan karena air liur mengandung berbagai bakteri yang dapat menginfeksi jaringan luka. Sementara itu, oli yang diharapkan dapat memberikan efek dingin, justru menyulitkan petugas medis dalam menilai tingkat keparahan luka. Penggunaan oli yang tidak steril juga dapat memperburuk kondisi pasien.
Mitos-mitos ini menjadi tantangan bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara penanganan luka yang benar dan aman. Lusy juga menunjukkan bahwa masyarakat sering kali meremehkan luka kecil tanpa memberikan perawatan yang memadai. Ia menyarankan agar pemeriksaan luka dilakukan dengan baik untuk menentukan jenis perawatan yang diperlukan, apakah bisa dilakukan secara mandiri atau memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan.