Asman.ac.id – Pemerintah Indonesia memperkirakan kebutuhan anggaran sekitar Rp51 triliun untuk rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur dasar pascabencana banjir dan longsor yang terjadi di tiga provinsi di Sumatra. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, dalam sebuah rapat koordinasi tingkat menteri yang berlangsung di Jakarta pada Kamis.
Agus Harimurti Yudhoyono, yang biasa disapa AHY, mengungkapkan bahwa angka tersebut merupakan hasil perhitungan awal dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang telah dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, sebagian besar kebutuhan anggaran tersebut berfokus pada perbaikan infrastruktur di Aceh.
Perincian anggaran ini mencakup perbaikan jaringan jalan dan jembatan, infrastruktur sumber daya air, serta sanitasi, termasuk air bersih. AHY menekankan bahwa estimasi ini masih dapat berubah seiring dengan pemutakhiran data kerusakan di lapangan, yang sedang berlangsung. “Perhitungan ini adalah langkah awal, dan kami berharap dapat mempersiapkan pemulihan secepat mungkin,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menginformasikan bahwa sekitar 112.551 unit rumah terdampak di area tersebut akan ditangani melalui perbaikan, pembangunan kembali, atau relokasi. Ia menjelaskan, setiap kategori kerusakan memiliki biaya penanganan yang berbeda, dan survei lapangan untuk menilai tingkat kerusakan memerlukan waktu karena mencangkup ratusan ribu unit rumah.
Maruarar menegaskan pentingnya memastikan data yang akurat sebelum menyusun rencana anggaran dan teknis untuk rekonstruksi. Dengan adanya langkah-langkah yang tepat, masyarakat di daerah terdampak diharapkan tidak perlu menunggu lama untuk melihat perbaikan infrastruktur dan rumah mereka.