Asman.ac.id – Presiden Donald Trump mengejutkan publik dengan kemunculannya kembali di TikTok pada 6 Oktober 2025, menuntut “hutang” dari jutaan pengguna muda. Hal ini terjadi setelah hampir setahun absen, di tengah ketidakpastian masa depan aplikasi tersebut di Amerika Serikat. Dalam video yang diunggah dari Oval Office, Trump mengklaim bahwa ia berhasil menyelamatkan TikTok dari pemblokiran di AS, yang telah memicu pro dan kontra di kalangan netizen.
Trump menyatakan, “Untuk semua anak muda TikTok, saya menyelamatkan TikTok, jadi kalian berutang banyak kepada saya.” Pernyataan ini menandai kehadiran politiknya yang kembali mengolah isu teknologi, yang kian mendominasi perbincangan publik. Tidak hanya Trump, Wakil Presiden JD Vance juga membuat debutan kembali di platform TikTok, mengungkapkan bahwa ia telah fokus pada tugasnya, dan bukan pada media sosial.
Kepulangan Trump ini berlangsung di tengah ketegangan mengenai status TikTok di AS. Prosedur pelarangan terbaru, yang merupakan perpanjangan ketiga dari masa pemerintahannya, akan habis pada 17 September 2025. Sebelumnya, pada September, pejabat Gedung Putih mengumumkan bahwa TikTok telah mencapai kesepakatan awal untuk tetap beroperasi di AS melalui entitas baru senilai USD14 miliar.
Keberadaan TikTok di pasar AS menunjukkan tantangan prosedural yang harus dihadapi, dan pernyataan Trump serta Vance menunjukkan upaya untuk merangkul generasi muda yang mengandalkan aplikasi tersebut. Sebagai upaya untuk menegaskan kembali pengaruh mereka di kalangan kaum muda, langkah ini menjadi penting mengingat dinamika pemilihan umum yang semakin mendekat.