Asman.ac.id – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, mengumumkan rencana pembangunan hunian tetap (huntap) bagi penyintas bencana di Sumatera, yang akan dimulai dengan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR). Pembangunan direncanakan akan mengawali proyek dengan groundbreaking dalam minggu ini, sehingga masyarakat yang terdampak segera dapat merasakan kehadiran negara dan kembali menempati rumah yang layak.
Maruarar, dalam keterangan resminya di Jakarta pada Rabu, menegaskan pentingnya percepatan ini agar masyarakat tidak menunggu terlalu lama. “Kita ingin mereka segera bangkit dan memiliki tempat tinggal yang layak,” ujarnya. Tahap awal pembangunan huntap akan difokuskan di lima lokasi di Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara (103 unit), Kota Sibolga (200 unit), dan Kabupaten Tapanuli Tengah (100 unit).
Lebih lanjut, Maruarar meminta pemerintah daerah di Aceh dan Sumatera Barat untuk mempersiapkan lahan pembangunan agar proses tidak terhambat. Rencana mencakup pembangunan total 2.603 unit hunian di tiga provinsi, yakni Aceh (1.000 unit), Sumatera Utara (1.003 unit), dan Sumatera Barat (600 unit), dengan sumber dana dari CSR tanpa melibatkan APBN. Yayasan Buddha Tzu Chi berkontribusi dalam pembangunan 2.500 unit.
Kementerian Hukum dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) juga berkomitmen untuk memberikan dukungan hukum dan pengawasan, memastikan bahwa proyek berjalan dengan cepat dan akuntabel. Arahan Presiden Republik Indonesia yang menekankan kehadiran negara dalam situasi bencana menjadi landasan penting dalam proses ini. Maruarar menekankan bahwa negara harus bertindak cepat untuk memastikan warga mendapatkan hunian yang layak kembali.