Asman.ac.id – Tanggal 22 November menjadi hari yang penuh makna sejarah, terutama terkait peristiwa tragis tewasnya John F. Kennedy, Presiden ke-35 Amerika Serikat, pada tahun 1963. Peristiwa ini terjadi di Dallas, Texas, di mana Kennedy dibunuh dengan tembakan. Pelaku yang diidentifikasi sebagai Lee Harvey Oswald ditangkap oleh pihak berwenang, namun nasibnya berakhir tragis setelah ditembak mati oleh Jack Ruby, seorang pemilik klub malam, saat sedang dipindahkan ke penjara yang berbeda.
Investigasi resmi yang dilakukan oleh FBI dan Komisi Warren menyimpulkan bahwa Oswald bertindak sendiri sebagai pelaku pembunuhan. Namun, penilaian ini tidak sepenuhnya diterima oleh publik dan beberapa pihak. Komite Pembunuhan Istimewa DPR AS (HSCA) menyatakan bahwa investigasi tersebut tidak komprehensif dan mengindikasikan kemungkinan adanya konspirasi di balik kematian Kennedy. Hal ini menambah ketidakpastian dan kontroversi mengenai siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut.
John F. Kennedy dikenal bukan hanya sebagai pemimpin yang berpengaruh di Amerika, tetapi juga sebagai sahabat dekat Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Persahabatan ini menunjukkan hubungan internasional yang erat antara kedua negara pada masa itu.
Peristiwa tewasnya Kennedy bukan hanya mengguncang Amerika Serikat, tetapi juga mengubah arah sejarah dunia. Memperingati hari ini mengingatkan kita akan dampak yang ditinggalkan oleh tindakan kekerasan terhadap pemimpin dunia. Kenangan ini mengajak masyarakat untuk terus mencari kebenaran dan transparansi dalam setiap tindakan yang terjadi di panggung politik global.