Samuel Wattimena Serukan Pelaku Fesyen Lokal Lawan Thrifting Impor

[original_title]

Asman.ac.id – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Samuel Wattimena, mengajak pelaku fesyen lokal di Semarang untuk mengatasi permasalahan “thrifting”, yaitu masuknya baju bekas impor yang semakin meluas di pasar. Dalam sebuah workshop yang diadakan pada Jumat, Samuel menekankan pentingnya kreativitas dan identitas lokal dalam dunia fesyen.

Samuel, yang memiliki latar belakang di bidang fesyen, menyatakan bahwa Semarang telah ditetapkan sebagai kota fesyen, sehingga para pelaku diharapkan lebih aktif menciptakan karya. Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan konsep “stylish”, yang merupakan kemampuan menggabungkan berbagai elemen mode secara kreatif untuk menghasilkan gaya yang menarik dan unik. Dia menyoroti bahwa tren “thrifting” yang mayoritas berasal dari luar negeri dapat menjadi ancaman bagi eksistensi desainer lokal.

Untuk meningkatkan daya saing, Samuel berpendapat bahwa budaya lokal harus diperkuat agar masyarakat lebih menghargai desain fesyen yang diciptakan oleh pelaku lokal. Ia berharap, dengan melibatkan budaya Jawa, masyarakat dapat memperoleh alternatif fesyen yang lebih berarti dan memiliki akar budaya.

Selain itu, Sekretaris Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Kementerian Ekonomi Kreatif, Amir Hamzah, menyatakan bahwa pihaknya akan mencari talenta-talenta baru dari pelaku ekonomi kreatif di Semarang. Dengan memanfaatkan teknologi, produk-produk lokal diharapkan dapat meningkatkan nilai tambahan, sehingga pelaku ekonomi kreatif dapat bersaing lebih baik di pasar.

Amir menekankan bahwa kunci keberhasilan bagi pelaku ekonomi kreatif adalah kerja keras, inovasi berkelanjutan, dan kreativitas. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk merangsang pertumbuhan industri fesyen dan ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya di Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *