Site icon asman.ac.id

Suku Maya Ungkap Metode Menghitung Fenomena Alam

[original_title]

Asman.ac.id – Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa suku Maya memiliki metode unik dalam menghitung fenomena alam, khususnya untuk memprediksi gerhana. Para peneliti menemukan bahwa peradaban kuno ini sangat memperhatikan pergerakan langit, yang mereka anggap sebagai indikator keberuntungan dan peringatan dari dewa-dewa.

Kalender Maya memiliki karakteristik yang berbeda dari kalender modern, dan ini menjadi tantangan bagi arkeolog dalam mempelajari praktik mereka. Salah satu aspek menarik dari kalender tersebut adalah siklus 260 hari yang digunakan untuk ramalan nasib individu. Terdapat pula tabel dalam Kodeks Dresden yang mencatat sekitar 405 bulan baru, yang hampir sebanding dengan 46 dari 260 siklus hari, memungkinkan mereka untuk memprediksi bulan purnama atau bulan baru dengan akurasi dalam satu hari.

Gerhana terjadi dalam dua kondisi: saat bulan purnama untuk gerhana bulan dan saat bulan baru untuk gerhana matahari. Keduanya dapat terjadi jika Bumi, Bulan, dan Matahari berada dalam garis lurus yang tepat, yang hanya terjadi ketika Bulan mencapai titik simpulnya dalam orbit. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada dua titik dalam tabel kalender Maya yang paling mendekati keselarasan sempurna antara ketiga benda langit tersebut.

Penemuan ini tidak hanya menambah wawasan akan kebudayaan Maya, tetapi juga membuka lebih banyak peluang untuk memahami sistem astronomi kuno yang telah berkontribusi terhadap perkembangan pengetahuan manusia. Para peneliti terus berupaya menggali lebih dalam mengenai misteri yang tersisa dari warisan peradaban yang kaya ini.

Exit mobile version